- Back to Home »
- Marapi Mountain season I
Posted by : Unknown
Kamis, 19 Desember 2013
“Gunung
membuat Bumi tak tergoyahkan oleh apapun karena Allah menciptakannya untuk
itu,di atas nya kita akan menemukan siapa diri kita yang sebenarnya”
Ya, kalimat itu selalu saya ingat,
terima kasih kepada Tuhan yang Maha Kuasa Allah SWT yang telah menciptakan
Gunung sebagai pondasi Bumi. Hal itu lah yang membuat saya bergabung pertama
kali ke sebuah organisasi pecinta alam di sekolah saya di SMA N 2 Padang,
Sumatera Barat. Ya meskipun saya suka jalan-jalan namun sebelumnya saya tidak
mengetahui bahwa ada organisasi semacam itu di sekolah tingkat SMA. Untuk itu
terima kasih kepada salah satu teman saya yang memperkenalkan organisasi itu,
dia bernama Bram, meskipun kami berada di sekolah yang berbeda, kami bertemu di
suatu tempat bimbingan belajar yang sama, nah dia memperkenalkan kata SISPALA
ketika kami sedang mengikuti suatu tes mandiri masuk SMA yang tak perlu saya
sebut nama instansi nya (ntar saya di bilang
pengkhianat lagi!,Haha.)
Singkat cerita saya masuk di sebuah SMA yang menurut
orang “favourit school”(katanya sih
gituu..). Nah, ketika ada yang namanya “parade
ekskul” ada satu ekskul yang
menurut saya paling keren deh, yaitu (terengtereng...)
Siswa Pecinta Alam yang disingkat “SISPALA”. Keren ga tuh, Pecinta Alam men,
dalam benak saya, anggota-anggota nya pasti suka menjaga kebersihan nih dan
yang terpenting suka jalan-jalan!. Nah singkat cerita lagi saya sudah menjadi
anggota sementara, untuk menjadi anggota tetap saya harus mengikuti suatu
kegiatan yang di sebut “Mountenering”,
Apa itu ? itu adalah kegiatan mendaki gunung yang di ikuti oleh anggota
sementara dan di bimbing oleh para Alumni dan senior, (So Insyaallah pasti aman).
Akhirnya
impian saya untuk bisa merasakan kenikmatan Tuhan YME terwujud dengan berangkat
nya kami ke sebuah gunung yang terletak di Kota Padang Panjang tepatnya ada di
Pasar Koto Baru, apakah nama gunung itu ? (hayooo
tau ga ?), ya benar sekali nama gunung nya adalah “Gunung Kembar” (Upss salah ding, sorry). Nama gunungnya
adalah Gunung Marapi, di Jawa ada G.Merapi di Sumbar ada G.Marapi.
Cerita sebelum berangkat nih kami berkumpul dulu di depan sekolah kami,ya
disana ada sebuah warung tercinta oleh anak-anak SMA 2 yaitu warung BABE (Tepuk tangan untuk BABE!). Nah, disana
kami packing semua barang yang akan
dibawa seperti: Carier (bener ga sih
tulisan nya? Haha) yaitu tas yang super gede
, terus ada logistik , ada tenda berkapasitas 10 orang dan tentu nya
peralatan pribadi seperti: obat-obatan pribadi, sleeping bag (tempat tidur yang berbentuk seperti kepompong),
pakain-pakain pribadi dll.
“Peralatan yang anda bawa akan mempengaruhi kenyamanan
anda saat berada di kawasan gunung dimanapun, karena suhu di kawasan gunung itu
sangat dingin terlebih di puncak nya bisa turun drasti di bawah 0 derjat. Maka
dari itu tidak masalah anda membawa berat-berat dan repot karena anda akan
merasa nyaman saat di kawasan gunung.” Nah itulah seuntai kalimat yang menjadi
saran berharga dari alumni dan senior saya. Kami berangkat dengan membawa
pasukan sekitar belasan orang termasuk anggota, senior, alumni, dan ada
beberapa orang simpatisan. Setelah packing
selesai kami berdoa terlebih dahulu agar sampai dan kembali dalam keadaan
sehat wal’afiat,Aminnnn!. Kami berangkat
dengan mobil travel dari Padang
langsung menuju Koto Baru memakan waktu sekitar 2 jam (jika terkena macet bisa
lebih waktunya), singkat cerita, setelah sampai di Pasar Koto Baru, kami semua
bersiap-siap dan membeli peralatan-peralatan yang kurang seperti: sarung
tangan, jirigen untuk menampung air
(volumenya 2 liter sudah cukup) dll. Nah, setelah semua nya dianggap sudah
lengkap kami kembali berdoa dan melanjutkan perjalanan sampai di kaki
gunungnya, disana kami akan berkemah semalam dan melanjutkan perjalan pada esok
hari nya. Kami bisa merasakan kekompakan satu sama lain karena telah saling
mengenal dan mengingat seluruh perjuang kami sebelumnya, jika anda adalah
seorang pecinta alam ketika saat makan yang palin nikmat itu ialah makanan itu
di letakkan di kertas pembungkus nasi yang di jejerkan hingga membentuk persegi panjang yang lumayan panjang, haha. Lalu kami semua makan bersama-sama
dengan nikmat dan rasa syukur atas kebersamaan itu.
Saat Matahari telah muncul dan suhu dingin yang telah
membangun kan kami di pagi hari, bersiap kami mencari sumber air untuk
perbekalan saat menuju puncak nantinya, di sebuah rumah penduduk desa yang
sangat baik hati kami meminta izin untuk mengambil air di mata air
miliknya.Masyarakat setempat bekerja sebagai petani kebun, kebun-kebun sayuran
sangat subur untuk di tanam di kaki gunung. Saat perjalanan menuju sumber air,
Sang Puncak memperlihatkan diri nya yang membuat kami bersemngat untuk
menginjakkan kaki untuk pertama kalinya dan akan menjadi pengalaman yang sangat
berharga. Setelah semua persiapan menuju puncak selesai kami kembali berkumpul
dan berdoa untuk keselamatan, oh iya ada yang lupa sebelum menuju puncak para
pendaki harus melapor kepada petugas setempat agar data-data pendaki di catat
seperti no telfon yang bisa di hubungi , no telfon salah satu anggota pendaki,
peralatan apa saja yang dibawa, dan tentunga pembayaran retribusi sebesar 5
ribu per-orangnya.
Namun,
sebelum itu melanjutkan perjalanan menuju puncak, kami beristirahat dan camp
dahulu semalam di sebuah pondok milik warga disana.
Dan keesokan pagi nya kami bersiap-siap untuk berangkat
menuju puncak, namun terlebih dahulu seperti yang saya katakan tadi, kami
mempersiapkan bekal terlebih dahulu dan mengisi perut sejenak agar memiliki
tenaga nantinya.
Dan
setelah itu kami bersiap dan berkumpul bersama untuk memanjatkan doa kepada
tuhan agar diberi keselamatn ketika dalam perjalanan menuju puncak dan selamat
kembali kerumah masing-masing nantinya.
Dalam perjalanan menuju puncak ada beberapa hal yang
harus kami ingat, yaitu jangan terlalu banyak minum alias menghemat air minum
karena sumber air tidak selalu ada karena sumber air hanya ada di beberapa
titik saja, dan selalu bersama-sama jangan sampai ada yang saling mendahului,
dan jaga pikiran kami agar selalu tenang dan bersih. Ya, setiap pendaki pasti
mengetahui nya, namun fakta di lapangan selalu berbeda, yang kuat bisa terus
melanjutkan perjalanan sedangkan yang tidak terlalu kuat kadang berhenti untuk
istirahat, Haha. Namanya saja pemula
ya tidak sekuat yang sudah senior kan.
Didalam
perjalanan kami benar-benar sendang di tes
baik secara mental maupun fisik, ya siapa suruh mendaki gunung kalo belum
siap mental dan fisik, (lo kata ini
segampang film 5 cm, eh waktu itu film nya belum ada deh, haha.). Ya
singkat cerita ketika kami berhasil mencapai Pintu Angin begitulah para pendaki
disana menyebutnya, karena tidak ada lagi tumbuhan yang menjulang tinggi yang
hidup di area itu, dan struktur tanah nya sudah bebatuan vulkanik, dan apa yang
kami lihat pun sangat menakjubkan yaitu kumpulan awan yang berada di bawah kami
dan pemandangan seluruh kota di sekitar gunung dan juga ada penampakan puncak
gunung yang saling berhadapan yaitu puncak G.Singgalang.
Setelah
itu kami bergegas untuk mencari tampat kami bisa mendirikan tenda, pada saat
itu Gunung ini nyaris penuh oleh para pendaki lainnya jadi kami agak kesulitan
mencari tempat dikarenakan juga jumlah rombongan kami yang lumayan banyak.
Setelah semua selesai,
kami menikmati pemandangan Sunset bersama-sama, tak tergambaran perasaan kami
saat itu, sungguh luar biasa karunia Allah SWT ini.Sunset di Gunung itu joss
banget deh guys, liat aja nih . ini Cuma di foto belum kalo kamu liat sendiri
dan berada disana langsung.
Setelah camp di cadast
semalam, keesokan pagi nya kami bersiap-siap untuk menuju puncak, yang
berangkat menuju puncak tidak semua nya, kebanyakan adalah yang menjadi pemula
sedangkan beberapa senior kami yang telah sering mendaki gunung ini memilih
untuk tetap di tenda, karena ke puncak kita tidak membawa apa-apa kecuali tas
ransel kecil untuk membawa bekal minum dan makanan ringan. Hal tsb karena
kemiringan area menuju puncak sangat terjal untuk berjaga-jaga kami dan pendaki
lainnya di sarankan tidak membawa yang berat-berat. Setelah sampai di Tugu
Abel,( ini adalah semacam batu nisan untuk penghormatan bagi pendaki yang
pernah meninggal dunia disini, sama halnya tugu soe hok gie yang ada di gunung
semeru) kami berfoto-foto bersama-sama dan melanjutkan perjalanan ke puncak merpati
yaitu puncak tertinggi di gunung ini.
Kami sebenarnya sebagai
pemula sangat ingin bisa mencapai dan melihat secara langsung kebun Edelweiss
bunga keabadian yang selalu di bicarakan oleh pendaki-pendaki lainnya, namun
sayang sekali, kami belum mendapatkan kesempatan itu karena waktu yang tidak
cukup. Sempat kecewa ya tapi mau bagaimana lagi demi kekompakkan dan
keselamatan, tapi sejak saat itu kami terutama saya berjanji di dalam hati
bahwa jika ada kesempatan pendakian selanjutnya kami akan mencapai tempat itu.
Kegiatan terakhir adalah
penyerahan baju lapangan secara simbolis oleh salah seorang seenior kami, ini
menandakan kami telah diterima sebagai anggota tetap.
Terimakasih
kepada Apak, Bg agung , Bg Tayak, Bg Joni, Bg Mali, Bg Rhol.Terimakasih juga
kepada teman-teman angkatan 30 Lorenzo, Mamak, Bg Arpen, Arif Karim, Akel,
Maman, Fajri. Dan kepada teman-teman lainnya Bg Agung Ancek, Aji dafta dan
simpatisan lainnya
Marapi Mountain West Sumatera Indonesia 22-24 April 2011
TERIMAKASIH
SISPALA SMAN 2 PADANG
SALAM
LESTARI!!!