Posted by : Unknown Jumat, 20 Desember 2013

 LESTARIKAN BUDAYA ASLI INDONESIA



                                                               (Fcfarid10.blogspot.com)

Bagi sektor ekonomi Indonesia, pariwisata di Tanah Air pegang peranan penting. Tengok saja data dalam beberapa tahun terakhir (2007-2011) pundi-pundi devisa yang dihasilkan rata-rata di atas USD5,5 miliar. Adapun jika dibandingkan dengan sektor jenis komoditas penyumbang terbesar devisa Indonesia, pariwisata selalu masuk lima besar diantara minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, karet olahan, dan batubara.” (Topcareermagazine.com)




“Menurut informasi Depbudpar (2008), industri pariwisata memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi pariwisata terhadap pendapatan daerah bruto (PDB) nasional dan daya serap lapangan kerja di sektor industri pariwisata. Sumbangan devisa dari sektor pariwisata pada tahun 2007 sebesar 169,67 triliyun rupiah atau 4,29 persen dari total PDB nasional. Adapun kontribusi pariwisata menciptakan lapangan kerja pada tahun 2007 meningkat tahun sebelumnya menjadi 5,22 juta orang atau 5,22 persen dari total lapangan kerja sebesar 99,93 juta orang.” (Sugirin, Ph.D. 2009)


Berdasarkan fakta diatas, sangatlah rasional jika kita berharap lebih dari bidang pariwisata untuk memajukan perekonomian masyarkat, namun pembangunan pariwisata menjadi yang terbaik bisa dikatakan sulit karena baik dari segi infrastruktur pendukung serta pelayanan terbaik menjadi masalah yang cukup kompleks di Indonesia. Namun kita tidak boleh pesimis dulu karena Indonesia sudah memiliki modal yang cukup besar, salah satunya seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa Indonesia telah memiliki modal yang bagus untuk membangun pariwisata dengan pelayanan terbaik di dunia yaitu budaya 3S.
Untuk kami mencoba meneliti dampak budaya 3S terhadap Perkembangan Pariwisata Indonesia dengan menunjukkan fakta-fakta Dunia yang telah mengakui Indonesia sebagai salah satu negara teramah didunia.


Apakah Definisi Kata Salam, Sapa Dan Senyum Menurut KBBI ?
            Salam adalah suatu tindakan untuk memberikan rasa damai atau menyatakan hormat kepada orang lain, pengertian kata salam itu sendiri menurut KBBI adalah damai atau pernyataan hormat.Salam bisa berbentuk ucapan seperti “Selamat Pagi” , “Selamat Siang” , “Selamat Malam” dsb.

                                                                         (e-katahati.org)

           Sapa dalam KBBI berarti perkataan untuk menegur orang lain (mengajak bercakap-cakap dsb.) Sapa dapat dilakukan dengan menyebutkan nama orang yang kita temui, atau dengan mengucapkan kata “Hey”, “Hallo” dll.
            Senyum dalam KBBI berarti gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa senang, gembira, suka dsb.Tentunya jika ada seseorang yang tersenyum kepada kita, maka kita harus membalas dengan senyum juga, ini menjadi tanda bahwa kita menghargai orang tsb.

                                                (Sisilain-dunia.blogspot.com)
Apakah Manfaat Dari Budaya 3S Bagi Perkembangan Pariwisata Indonesia ?
Top of View pariwisata adalah Hospitality (keramah tamahan), 3S (Senyum, Salam dan Sapa) merupakan standart yang harus dimiliki pelaku pariwisata. Mengapa Bali menjadi center dari pariwisata di Indonesia, alasannya adalah karena masyarakat Bali memiliki keramahtamahan yang sangat baik dan mengesampingkan unsur SARA ketika melakukan aktivitas pariwisata (Anthonynh.blogspot.com, 2011)
Senyum secara psikologis dapat membuat anda tetap positif dan paling penting ialah dapat merangsang orang lain untuk tersenyum.Berarti jika pelaku wisata di Indonesia suka menyebar senyuman kepada wisatawan, maka energi postif akan ditularkan kepada wisatawan. Hal ini sangat bermanfaat tentunya misalkan ketika wisatawan menemui suatu hal yang kurang menyenangkan, karena dia telah menerima energi positif maka dia akan cepat melupakan hal yang buruk tadi, jadi citra dari destinasi wisata itu akan terselamatkan.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Salam adalah suatu tindakan untuk memberikan rasa damai atau menyatakan hormat kepada orang lain. Dalam dunia pariwisata sangat penting untuk pelaku wisata pada suatu destinasi wisata untuk memberikan salam kepada wisatawan, contoh salam yang dapat di gunakan ialah “Selamat datang” atau “Selamat menikmati pelayanan yang telah kami sediakan” dsb. Hal tsb dapat berdampak positif bagi wisatawan sendiri akan merasa lebih nyaman karena mereka akan menganggap bahwa pelaku wisata nya sangat ramah.
            Begitu juga dengan Sapa, jika pelaku wisata dapat menghafalkan nama-nama dari para pengunjung maka mereka pun akan merasa di layani dengan sangat baik. Karena di Indonesia ada sebuah pepatah mengatakan “Jika tak kenal tanda tak sayang” sesuai makna dari pepatah tsb. Seharusnya pelaku wisata di Indonesia harus mempraktekan makna dari pepatah tsb. Dengan begitu para wisatawan akan pulang dengan rasa senang.
            Kesimpulan dari paparan diatas ialah bahwa budaya 3S bermanfaat untuk membuat pengalaman wisatawan mwnjadi pengalaman yang tak terlupakan, yang mana jika mereka pulang ke tempat asal masing-masing, mereka dapat menceritakan kembalin pengalamannya kepada orang di sekitarnya, yang mana akan menguntungkan bagi destinasi wisata tsb karena promosi dapat di bantu oleh para wisatawan itu sendiri.


Apakah Dunia Mengakui Bahwa Indonesia Memiliki Budaya 3S ?

                                                        (whsmith.co.uk)
          Jawabannya adalah “ya”, berdasarkan fakta-fakta dimana beberapa majalah telah merilis beberapa negara teramah di dunia, salah satunya adalah Indonesia.
            Berikut adalah artikel dari Majalah Lonely Planet yang menyatakan Indonesia salah merupakan salah satu negara teramah di kutip dari Kompas.com
Kompas.com – Lonely Planet mengeluarkan daftar “Negara-negara Teramah di Dunia” yang diambil dari buku Lonely planet edisi “1000 Ultimate Experiences”. Salah satu yang masuk dalam daftar tersebut adalah Indonesia.Negara-negara yang menerima pelancong asing dengan hangat dan ramah versi Lonely Planet berasal dari berbagai benua seperti Asia, Amerika Serikat, Eropa, bahkan Afrika.
Indonesia. Sangat susah menggeneralisasi negara Indonesia karena negara ini memiliki beragam budaya. Namun satu hal yang pasti, pelancong akan di sambut dengan senyum lebar dari penduduk Indonesia yang wilayahnya terbentang luas dari Aceh sampai Papua. Ramah menjadi sifat dasar orang Indonesia dan memiliki ketertarikan kepada para pendatang. Mereka selalu menemukan waktu untuk berhenti beraktivitas sekadar menyapa dan bertemu orang asing.


                                                                 (skyscrapercity.com)
“3S (Senyum, Salam dan Sapa) menjadi ciri khas bangsa Indonesia.Kita termasuk kedalam golongan bangsa yang berada diwilayah timur. Ternyata di dunia, Indonesia dikenal dengan budaya “timur” nya, kemudian Indonesia mendapat peringkat tertinggi di dunia dengan jumlah skor 98% dari survey yang dilakukan oleh the Smiling Report 2009 (lembaga yang mengurusi masalah senyum).” (sosbud.kompasiana.com,2013)
            
“Pendapat dari turis asing ini mungkin sudah sangat sering kita dengar.Nah, baru-baru ini, salah satu kota di Indonesia berhasil masuk 10 besar kategori Kota Paling Ramah di Dunia. Memperoleh nilai 89,1, Kota Ubud di Bali berhasil menarik hati para responden dalam survey mengenai Kota Paling Ramah di Dunia yang diadakan oleh majalah Conde Nast Traveller.Dalam majalah tersebut di sebutkan bahwa Ubud terkenal dengan masyarakatnya yang paling ramah, terbuka dan baik kepada pengunjungnya. Semua ini makin di sempurnakan dengan suasana yang tenang dan juga penuh dengan aura positif.” (Dreamersradio.com)

            Berdasarkan data-data tersebut sudah cukup untuk membuktikan bahwa dunia telah mengakui bahwa Indonesia memiliki budaya yang khas yaitu buday 3S.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © My Travel And SISPALA SMANDU Story - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -